Kamis, 09 September 2010

Perjuangan iman percaya

Yehezkiel 13.17-23
by.gr.abnerpanjaitan
Ketika bangsa Israel terbuang yang dipimpin oleh raja Yoyakim datanglah firman Allah kepada Yehezkiel,anak Busi di negeri Kasdim di tepi sungai Kebar (1.1-3). Allah mengutusnya berbicara kepada bangsa Israel yang telah memberontak, mendurhaka terhadap Tuhan, yang keras kepala dan tegar hati (2.2-5). Setelah tujuh hari menerima firman itu Yehezkiel dipanggilan menjadi penjaga Israeli dimana keselamatan umat Israel diberikan kepadanya dengan tanggungjawab yang penuh kepada Tuhan(Yeh 3.16-21). Namun walaupun bangsa ini sudah ditegur oleh Yehezkiel bangsa Israel tidak mau berbalik kepada Tuhan, berhala kekejian masih saja terjadi di dalam bait Allah, tua-tua kaum Israel hidup pada kegelapan(psl 8.1-12). Akibatnya Allah mengatakannya dengan hukuman Yeh 8:18 "Oleh karena itu Aku akan membalas di dalam kemurkaan-Ku. Aku tidak akan merasa sayang dan tidak akan kenal belas kasihan. Dan kalaupun mereka berseru-seru kepada-Ku dengan suara yang nyaring, Aku tidak akan mendengarkan mereka."
Pemanggilan Allah kepada hambanya adalah sungguh amat mulia(nabi, raja, imam) yang dipakai oleh Tuhan untuk menyuarakan suara kenabian terhadapa bangsa Israel, umat pilihan. Yehezkiel hadir dan dipilih untuk menegur bangsaNya yang melakukan perbuatan melawan kehendak Allah( ay 17), dukun-dukun yang mengalakukan suatu ikat duniawi yang akan melepaskan mereka dari rasa ketakutan dan kelepasan dari hukum menjadi pergumulan Yehezkiel di hadapan Tuhan.Perlawan terhadap Tuhan bukan dengan cara anarkhis namun dengan cara melakukan sikap yang meninggalkan Tuhan dan melanggar hukum taurat yang diberikan kepada Musa. Kamu melanggar kekudusan-Ku ....(ay 19) dimana kelakuan dukun itu hanya mencari sesuap nasi (segenggam jelai) namun akibatnya meninggalkan Tuhan dan berbalik kepada kuasa dunia(kegelapan). Ditengah-tengah kehidupan yang semakin menjauh dari Tuhan, Tuhan menentang tali-tali azimat dan mengoyakkan serta melepaskan ikat dari kehidupan umatNya. Tenung-tenung kebohongan mengakibatkan bangsa Israel terbuai akan jaminan yang mampu melepaskan mereka dari hukuman dan kelepasan dari kuasa maut.
Banyak orang yang menjaga nama baik dan jabatannya dengan segala cara, tetapi hanya sedikit orang yang terbukti memelihara imannya, sebagaimana yang terjadi dalam sejarah bangsa ini. Kehidupan orang percaya diumpamakan Paulus sebagai pertandingan lari yang berlangsung di sepanjang kehidupan(1 Kort 9.24). Dan menariknya, Tuhan menyediakan incorruptible crown atau makhota yang abadi bagi mereka yang menang dalam pertandingan iman.Rinduhkah kita melepaskan dan berlari meraih makhota yang abdi? Jika ya,maka kita harus;
  1. Mempercayakan diri sepenuhnya kepada Dia, Hidup sebagai umat Tuhan itu berarti kita harus berani ambil bagian dalam pertandingan dan melepaskan ikat-ikat yang memperlambat hidup kita menuju makhota yang abadi itu. Dalam pertandingan iman, tujuan dan harapan kita satu-satunya adalah Yesus yang membawa kita untuk menuju kemenangan dan berjuang mencapai kehidupan yang kekal,bukan kekuatan zimat, dukun, roh yang meninggal. Saat ini bukanlah suatu kebodohan ketika seseorang itu memiliki pertahanan tubuh, akan tetapi sudah menjadi suatu keistimewaan yang dibanggakan. Dia akan dihormati,dihargai bahkan mungkin disegani oleh orang lain. Dalam pertandingan iman, tujuan dan harapan kita satu-satunya adalah Yesus. Lakukanlah segala sesuatu di dalam hidup kita dengan mata tertuju pada darah Kristus yang menyelamatkan kita, Memandang Yesus berarti berharap dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Dia.
  2. Dapat mengusai diri dalam segala hal. Seorang atlet yang akan memenangkan diri ia harus dapat menguasai diri, mendisplinkan diri,tekun berlatih dan mau menanggalkan segala hal yang menghalanginya untuk dapat meraih kemenangan.Kisah Oryplus, atlet Yunani kuno yang pakaianya terjatuh saat mengikuti pertandingan lari. Meskipun pakaiannya terjatuh,tetap dia fokus berlari dan menjadi seorang pemenang. Peristiwa yang dialami Oryplus itu menjadi titik awal mengapa atlet Yunani telanjang saat bertanding. Mereka percaya ketika dengan berlari tanpa pakaian, maka dapat keluar sebagai pemenang. Dalam surat Ibrani 12:1 "marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita". Beban dan dosa sekecil apapun dapat menjadikan kita terhalang(merintangi) agar dapat menjadi batu sandungan yang menggagalkan kemenangan kita. Itu sebabnya Tuhan ingin agar kita hidup dalam iman, kekudusan dan penguasaan diri sehingga dapat menjadi pemenang dalam segala hal. Bagi setiap orang yang siap menerima makhota yang abadi pasti mau menguasai diri, tidak menurut nafsu kedagingan dan tidak mengotori tubuhnya dengan berbagai macam perbuatan dosa. Taka ada pahlawan tanpa pentempuran, tak ada makhota yang abadi tanpa pertandingan iman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar