Jumat, 03 September 2010

Tanamlah rasa persaudaraan

1 Petr 3.8-12 
by.gr.abnerpanjaitan
Dasar utama yang harus kita lakukan sebagai orang yang percaya  melakukan perbuatan menjadikan diri kita "merdeka" dari tindakan yang tidak benar Tuhan. Inilah merupakan bagian dari sikap dan tindakan dan jawaban kita sebagai umat Kristen/umat Tuhan (Mzm 6.5). Bagaimana kita melihat dan melakukan tindakan yang benar dihadapan Tuhan?
1. Seia sekata dan rendah hati
Ada ungkapan yang sering kita dengan, dan mungkin pernah kita ucapakan "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh". Ungkapan ini sudah benar-benar dirasakan bangsa kita ketika menghadapi penjajah dari negeri yang kita cinta ini. Ketika ada keinginan untuk seia, sekata maka apapun yang akan kita lakukan akan mudah terwujud. Dasar utama untuk seia sekata adalah rendah hati, dimana ketika kita memiliki kerendahan hati, maka kita akan mampu menerimah orang lain untuk duduk bersama-sama untuk musyawarah mencapai mufakat dan mewujudkan impian/cita-cita yang kita inginkan. Inilah suatu awal yang baik untuk memerdekan kita dari sikap egois, idealisme, apatis/cuek.
2.Hendaklah memberkati
Yesus dalam ajaranya selalu menekankan "kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiana kamu"(Mat 5.44). Jadi ini merupakan perintah mutlah yang harus dilakukan orang Kristen. Berdoa dan mengasihi musuh sama halnya memberkatinya. Perubahan nilai-nilai sosial yang bergeser akibat kompetisi, mengakibatkan adanya persaingan tidak sehat sehingga menimbulkan permusuhan, kebencian, perpecahan. Menurut buku karangan Eka Darmaputra yang berjudul Iman dalam Kehidupan, ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk memberkati musuh kita, dengan cara;harus belajar memaafkan, tidak ada yang baik 100 % dan tidak ada yang jahat 100%, kemudian jangan pernah berprinsip bahwa tujuan kita adalah bagaimana mengalahkan musuh, akan tetapi kita harus memelihara persahabatan, dan mengembalikan persahabatan. Inilah langkah kita untuk mencapai kehidupan seperti yang dikatakan" Siapa yang mau mencintai hidup...jangalah lidahnya terhadap yang jahat" (ay 10).
3. Mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran
Rasul Petrus mau mengajarkan kehidupan umat/gereja yang hidup ialah ketika kita sudah mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran(1 Yoh 3.11-18). Pergumulan, penganiayaan, pengusuran yang mengancap kehidupan jemaat itu bukan menghalangiya untuk mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Mengasihi bukanlah hanya dengan perkataan atau lidah saja, akan tetapi bagaimana mewujudkannya dengan bentuk tindakan yang nyata!"Love in action, Love trough action", atau dengan istilah yang pernah kita dengar NATO "No action, talk about" perkataan yang tindak disertai oleh perbuatan adalah sia-sia.
Karena itu Saudara-saura yang dikasihi Tuhan, tanamkan dalam hidupmu dengan tindakan dan perbuatan yang menanamkan rasa persaudaraan yang membangun rasa persaudaran dalam darah Kristus. Orang-orang pilihan Tuhan harus tahan uji dalam setiap pergumulan hidupnya, selalu taat sesuai dengan rencana Tuhan(1 Petr 1.2). Kekudusan dan kasih persaudaraan, kekudusan untuk memberkati demikian juga kekudusan mengasihi dalam kebenaran Tuhan.Amin

Hidup dalam kerendahan



Mat 18.1-5
by.gr.abner panjaitan

Cerita ini terjadi ketika Yesus dan murid-muridnya sampai di Kapernaum (Mrk 9.33), ditengah perjalan diantara murid Yesus terjadi perdebatan hebat siapa yang terbesar diantara mereka (Mrk 9.34). Ketiga Injil Matius, Markus dan Lukas perdebatan ini juga di muncul pada Luk 9.46-48. Pertanyaan ini muncul di sebabkan oleh karna keinginan untuk lebih istimewa dari antara yang lainnya, ingin lebih terkenal, lebih di hargai dan di nomor satukan di hadapanNya. Pada saat itu ada sebuah sekte yang terdapat pada agama Yahudi yang bernama sekte ”Qumran” yang mengatakan; bahwa kedudukan/posisi dalam Kerajaan Sorga/Allah sesuai yang ditentukan oleh seseorang”. Akibat daripada itulah yang membuat murid-muridNya ingin lebih tahu kedudukan diantara mereka siapa yang lebih tinggi di dalam kerajaan Sorga.
Tuhan Yesus memberikan jawaban atas pertanyaan itu dengan ajaran yang lebih praktis dan mudah agar pemahaman itu menjadikan mereka lebih dewasa meyikapi siapa yang lebih posisinya dan supaya diantara mereka saling merendah akan tetapi saling menghormati. Yesus memberikan ajaran bagaimana memiliki sikap, tindakan, perbuatan yang terbaik antara satu dengan yang lainnya inilah dasar untuk menjadi yang lebih baik dipandang dari sudut Kerajaan Sorga, yaitu mereka harus memiliki sikap, tindakan dan perbuatan;

1. Tulus dan rendah hati
Ketulusan/kejujuran adalah dasar utama untuk melakukan apapun yang kita inginkan dalam hidup ini. Ketulusan/kejujuran hati melakukan suatu hal merupakan kata sukses dan berhasil, atau dengan kata lain ketulusan hati adalah awal yang terbaik. Dalam hidup murid-murid Tuhan Yesus sudah semakin keingin yang pertama/utama (penonjolan diri) bnd Fil 2.1-4. Yesus memberikan contoh yang sangat sederhana ibarat seorang anak kecil yang memiliki hati yang jujur dan tulus untuk segala sesuatu yang ada pada dirinya. Jika kita ingin lebih besar inilah yang harus dilakukan, tulus dan rendah hati. Pertobat yang dimaksud oleh Yesus pada nats ini ialah agar mereka seperti anak kecil merendahkan diri, merendahan hati, mengikuti hati dan tindakan apa yang dilihat dan diperbuat oleh orang tuanya. Hanya sikap inilah yang akan memasuki kerajaan Sorga. Tidak ada tinggi hati, hati ambisi atau yang saling merebutan, tidak ada pikiran yang mencari kelebihan dari orang lain(mau berbagi) atau penonjolan diri. 
2. Ada ketergantungan pada orang tua
Anak-anak tidak pernah berpikir bahwa ia dapat hidup dengan dirinya sendiri. Ia tulus bergantung pada orang-tua dimana seluruh kebutuhan yang dia inginkan selalu disampaikan kepada orang-tua.sebab ia yakin dan percaya bahwa orangtuanya akan memberikan yang terbaik dalam hidupnya, dan orangtua tahu apakah itu baik dan berguna baginya. Demikian hidup orang Kristen yang percaya kepada Tuhan Yesus, tidak bisa menentukan hidup dengan kekuatan dirinya hanya Tuhanlah yang selalu memberikan apa yang terbaik. Ada ungkapan bijak”Rencana Tuhan lebih baik daripada rencana manusia”(bnd Yes 55.8). 
3. Setia dan percaya
Kesetian salah satu upaya kita untuk menyerahkan hidup pada siapapun, tulus hati, rasa ketergantungan membawa manusia membawa ke alam setia dan percaya. Seorang anak kecil lebih percaya pada orang yang dia kenal, yang sering bergaul dengan dirinya, artinya manusia juga demikian halnya semakin dekat kita kepada Tuhan maka ini akan mendasari kita untuk setia dan percaya kepada Tuhan (Mzm 33.18). Amin

Kamis, 02 September 2010

Hidup yang benar dalam Tuhan

1 Tess 4,7-8
by.gr.abnerpanjaitan

Firman Tuhan bergema, yaitu mengeluarkan gaung yang memantul dengan nyaring dan jelas sehingga di mana-mana orang membicarakan iman orang Kristen di Tesalonika. Yang dibicarakan aalah firman Allah dan bukan filsafat ataupun pikiran manusia. Keteguhan iman percaya mereka dan perkara-perkara yang telah Tuhan perbuat dalam kehidupan mereka, itulah yang menjadi pemberitaan bahkan Paulus mengatakan di semua tempat telah tersiar kabar tentang iman mereka. Setiap orang percaya bertanggungjawab untuk bersaksi kepada orang-orang yang belum mengenalNya dengan menunjukkan iman yang teguh tentang Yesus dan hidup yang mengalami jamahan Tuhan(1 Tes 1.8). Sebagai orang Kristen kita harus bersaksi kepada orang-orang di sekeliling kita. Pertama-tama dengan keyakinan kita yang teguh akan korban Yesus di kayu salib yang telah menguduskan hidup kita. Selanjutnya, dengan mengalami sendiri secara pribadi, pengalaman-pengalaman indah bersama Tuhan, misalnya ketika kita disembuhkan, dihibur, dikuatkan dan lain sebagainya. Ke dewasaan iman jemaat yang ada di kota Tesalonika dengan jelas dipuji oleh Paulus" Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan benar..."(1 Tes 1.9). Kedaan inilah yang membuat Paulus sungguh bangga melihat komunitas dan pertumbuhan iman jemaat Tessonika di dalam ketekunan, hidup menurut firman Allah( 1 Tes 2.13-20).
Saat ini banyak yang perbuatan manusia jauh dari jalan Tuhan dan hidup sepertinya tidak memiliki ikatan dengan mematahkan kuk dan memutuskan tali-tali pengikat (Yer 5.4-5), hidup yang tidak lagi dikuasai Roh Kudus menjadikan manusia lepas kendali. Banyaknya suara dunia ini yang memanggil untuk menurutinya sehingga perbuatan dan hidup kita jauh dari keinginan Tuhan.Tuhan tidak menginginkan seorangpun binasa(2 Petrus 3.9) namun hidup bergaul dengan Allah. Jemaat Tesalonika telah memilih firman Allah yang menjadi dasar kehidupannya memutuskan dan  berkomitmen untuk berjalan bersama-sama dengan kekuatan firman. Dengan tegas Paulus mengatakan dalam suratnya "Siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah(ay 8)", perlu diperhatikan yang dimaksud menolak Allah sama dengan menolak apa yang diajarkan dan menjauhi jalan Tuhan(bnd Ibrani 11.5-6).
Bagaimana dengan hidup anda saat ini? Dunia menawarkan begitu banyak pilihan yang seolah-olah sangat menguntungkan, masuk akal, menyenangkan dan menarik sehingga hati kita tergelitik dan kita mulai mengikuti jalan dunia ini. Arah perjalanan kita sedik demi sedikit mulai bergeser tujuannya. Sebagi murid Kristus, kita telah dipanggil untuk mengiring Kristus, mengikuti jalanNya, tetapi seringkali yang menjadi masalah, kita bukannya mengiring Kristus, mengikuti jalanNya, tetapi berusaha memaksa Dia untuk mengiring dan mengikuti jalan kita. Itu sebabnya kehidupan kekristenan kita di dalam dunia ini tidak ada uniknya, tidak ada kegairahannya, dan tidak ada kuasanya karena arahnya yang salah.
Kita sudah dipanggil untuk tidak lagi menjadi cemar melainkan untuk menjadi kudus dalam tangan Tuhan, dan siapa yang menolak bukanlah menolak keberadaan Paulus namun Tuhan yang menjadikan kita untuk memiliki hidup yang berbuah kesetiaan. Sekalipun semua orang di sekililing kita memutuskan hal yang lain, tetapi bagi kita hanya ada satu pilihan dan keputusan dan komitmen; berjalan mengiringi Tuhan, karena kita tahu akhir dari semuanya adalah indah adanya.Amin

Kembali pada jalan Tuhan

Jer 23.22-24
by.gr.abnerpanjaitan

Nabi Jeremia adalah salah satu nabi yang melakukan tugas yang cukup berat dalam sejarah bangsa Israel (Jer 12), manakala hidup bangsa Israel berjalan pada jalan yang salah/berdosa. Kehidupan bangsa yang sedang mengalami krisis moral, perbuatan yang jahat dan tindakan yang sungguh menyedihkan hati Tuhan dimana kehidupan negeri itu penuh dengan orang-orang yang berzinah, negeri yang gersang, ketidakadilan dan kejahatan (ay 10-11). Munculnya nabi-nabi palsu membuat mereka semakin jauh dari hadapan Tuhan, yang mengatakan; "Kamu akan selamat dan malapeta tidak akan menimpa kamu"(ay 17). Perkataan nabi-nabi palsu menjadikan sikap mereka tidak mau bertobat dan kembali ke jalan yang benar sehingga murka Tuhan tidak surut (ay 20). Kehadiran nabi Yeremia ditentang dan bahkan di benci oleh bangsa itu, keberadaannya sangat dibenci sebab dia mengatakan akan dosa dan perbuatan bangsa itu Tuhan akan bertindak melalui hukuman bangsa itu akan di buang (ay 33). Ada tiga hal yang harus dilakukan oleh bangsa Israel yang disuarakan oleh nabi Yeremia; Menerima firman Tuhan (Jer 42.7), Kembali pada jalan Tuhan, dan melakukan pertobatan nasional. Ketiga hal inilah yang dituntut oleh Tuhan melalui nabi Yeremia dan jika tidak maka konsekwensinya akan terjadi pembuangan/hukuman ke Babel selama 70 tahun ( psl 25.1-14).
Negara kita negara yang memiliki kultur dan budaya namun dinamika perkembangan sikap dan tindakan manusia sungguh menakutkan kita semua. Krisis moral, mengakibatkan prilaku manusia yang tidak memberikan contoh sebagai manusia yang beradab, dan berbudaya. Tindakan kriminal, mutilasi, pembunuhan yang membabi-buta, koruktor meraja lelah, tindakan hukum yang berpihak sudah mencorek nilai-nilai kultur dan budaya NKRI. Kita juga dihantui rasa nasionalisme yang menipis dimana kepentingan politik, pribadi dan sekelompok orang yang diutamakan, munculnya sikap dan tindakan yang tidak mencermin nilai manusia yang beragama, tidak takut dosa. Fenomena baru juga muncul pada kehidupan kita, dimana manusia lebih takut pada hukum dunia/manusia daripada hukum Tuhan, sebab itulah perbuatan jahat seperti jamu yang tumbuh di musim hujan, tanpa kita sadari bahwa Tuhan mencatat dan melihat segala sesuatu yang kita perbuat Tuhan melihat firman Tuhan mengatakan "Masakan Aku ini hanya Allah yang dari dekat...?"(ay 23). Hanya ada satu pembuat Hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan (lht Jak 4.12). Bapak Pembaharu Gereja-Reformator Dr.Martin Luther pernah berkata: "Dunia telah dipenuhi kepatuhan akan setan". Manusia diajar mematuhi dan tidak mematuhi Allah lagi. Manusia ingin mematuhi hukum yang sesuai dengan selerahnya. Ajakan nabi Yeremia saat ini mau mengatakan, bahwa manusia diperhadapkan dengan sikap; Apakah kita lebih pintar daripada Tuhan? Ini membutuhkan pilihan, jika dunia ini dapat kita bohongi, namun dihadapan  Tuhan tidak ada yang dapat kita sembunyikan daripadaNya, Dia adalah Tuhan yang memenuhi lagit dan bumi (ay 24). TuhanYesus mengajar dalam khotbah di bukit Mat 5:37 "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat" (bdn Yak 5.12). Inilah sikap etis bagi orang percaya, bukan karena suara yang lebih besar itulah yang benar, ada ungkapan yang mengatakan"Vox Vopuli Vox Dei" (Suara rakyat Suara Tuhan). Dalam ungkapan Batak juga ada perkataan; "Hata sintong sabungan ni hata, hata mamunjung hata lalaen" artinya suara yang lebih banyak lebih di dengar. Inilah juga di alami Yesus ketika menghadapi orang Yahudi, Farisi, para imam yang mengatakan, "Salibkan, salibkan Dia". Kenyataan yang kita lihat itulah ukuran kebenaran, itulah rencana dan keinginan Tuhan? Bukan masalah perut menjadikan kita menghalalkan segala cara, menyetujui perbuatan yang sudah salah, melanggar hukum yang benar dalam Tuhan. Immanensi dan Transcendensi Tuhanlah yang diinginkan dalam sikap hidup dari kita orang percaya, kesetiaan pada Tuhan untuk menuruti Dia, kembali pada jalan Tuhan inilah jalan keselamatan. Amin

 

Hukum dan kehidupan manusia

by.gr.abnerpanjaitan
Hukum merupakan perlengkapan masyarakat untuk menciptakan ketertiban dan keteraturan yang bekerja sama dengan cara memberikan petunjuk tentang tingkah laku manusia, memberi jaminan, kebebasan supaya kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan tidak menimbulkan kekacauan di dalam masyarakat guna merealisasikan ketentraman dan kedamaian. Para pakar hukum mencoba merangkum defenisi hukum secara konkrit dan ideal, karena memang untuk memberi defenisi tentang hukum adalah memang sulit. Seperti yang dikemukakan oleh WJS Poerwadarminta, memberikan beberapa arti dari hukum itu sebagai berikut;
  1. Undang-undang;Peraturan(larangan, ketentuan dsb) yang dibuat oleh pemerintah serta diumumkan supaya dituruti oleh rakyat
  2. Keadaa(kejadian) yang telah tentu sifat alam
  3. Patokan; Keadaan yang tertentu
  4. Segala undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup di masyarakat
  5. Keputusan hakim(pengadilan)
Dalam PL hukum sudah lama dikenal oleh bangsa Israel dan hukum itu sebut dengan Thora yang berarti suatu pengajaran yang berfungsi untuk mendidik manusia dengan ajaran Tuhan dan juga sebagai petunjuk akan kekuasaan dari Tuhan. Umumnya istilah Thora ini adalah berarti suatu sabda atau firman Allah yang disampaikan melalui seorang pembicara yang diberikan mandat, seperti Musa( Kel 18.16) atau seorang nabi atau juga seorang imam(Jes 1.10). Dalam ajaran Jahudi Thora adalah istilah yang mencakup keseluruhan perintah-perintah Allah,khususnya yang terdapat dalam kitab-kitab Musa, sedangkan orang Farisi mengatakan bahwa Thora adalah sejumlah tuntutan dan larangan yang harus dipatuhi.
Dengan demikian Thora mempunyai pengertian yang lebih tinggi yaitu tentang seluruh instruksi atau perintah-perintah Allah(bnd Yes 8.16-18; Mika 4.2) juga merupakan sinonim bagi seluruh kehendak Allah, melalui firmanNya. Di dalam PL dikatakan bahwa hukum(Thora) diberikan Allah kepada manusia melalui hambaNya Musa di gunung Sinai. Pernyataan Allah itu sendiri sebenarnya terdiri dari hukum dan injil. Injil adalah berita tentang janji-janji Allah dan sekaligus kenyataan dari janji Allah tersebut di dalam diri Yesus Kristus.
Dalam jemaat Kristen mula-mula kuasa itu disebut "eksusia" kebebasan untuk menentukan dan memutuskan yang telah diakui secara hukum oleh manusia dan Allah(bnd Roma 9.21; I Kort 7.37; Why 13.5). Setiap orang yang hidup dalam kebenaran dan menampakkannya di dalam kehidupan sehari-hari(Yeh 18,8-9), hukum kebenaran diperbuat untuk menghukum orang yang berselisih, untuk dipatuhi serta dipelihara dalam rangka mengerjakan kebenaran. Dengan kata lain bahwa kebenaran ialah identifikasi dari Kristus, yang boleh memberikan kekuatan kepada yang lemah sehingga menjadi kuat untuk melayani di tengah masyarakat dan di gereja itu( 2 Kort 12. 9; Ibr 13.4). Tuhan Yesus memberikan dasar-dasar baru yang merupakan cakupan dari segala hukum, yaitu; "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."(Mrk 12.29-31; Mat 22.40). Inilah pusat dari segala perkataan di dalam PL dan di berbagai hukum Yahudi. Untuk pelaksanaannya secara praktis Yesus memberikannya dalam suatu aksioma (hukum emas) yang harus dikerjakan manusia, yakni; Mat 7:12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi".


    Rabu, 01 September 2010

    Aku akan menyertaimu
    Jes 43.3-5
    by.gr.abnerpanjaitan
    Ada banyak situasi sulit dalam hidup kita yang tidakkita tahu alasannya. Mungkin perlu bertahun-tahun sebelum  kita memahami, itu pun jika ada. Mungkin tak terlalu penting untuk mengetahui alasan dari penderitaan itu. Yang lebih penting adalah mengetahui bahwa kita dapat mengandalkan Allah untuk membawa kita dapat bergantung atau mengandalkan Tuhan untuk membawa kita dengan selamat melewati masa-masa sulit dan mengetahui bahwa kita dapat bergantung pada anugerah dan kecukupan apa yang diberikan olehNya. Disaat krisis kadang-kadang doa yang kita ucapkan hanyalah "Tuhan, tolonglah aku". Keberadaan Tuhan sebagai satu-satunya yang melepaskan kita untuk memenangkan perjuangan hidup kurang kita yakini dan sadari betul-betul, meskipun sudah jelas Tuhanlah yang akan memberikan tumpangan dan penghiburan yang sejati (bnd 43.3). Pernyataan Jesaya juga dapat kita lihat pada Jes 45:14 Beginilah firman TUHAN: "Hasil tanah dari Mesir dan segala laba dari Etiopia dan orang-orang Syeba, orang-orang yang tinggi perawakannya, akan pindah kepadamu dan menjadi kepunyaanmu, mereka akan berjalan di belakangmu dengan dirantai; mereka akan sujud kepadamu dan akan membujuk engkau, katanya: Hanya di tengah-tengahmu ada Allah, dan tidak ada yang lain; di samping Dia tidak ada Allah! Bahkan jika Tuhan yang berperan dalam kehidupan kita niscaya keselamatan akan menjadi miliki kita sebab Tuhanlah yang menyertai kita pada setiap jalan yang berliku yang kita hadapi di dunia ini(bnd Amsal 11.8).
    Menghadapi dunia saat ini, kita tidak memiliki kekuatan ke-kuasaan dalam diri kita, oleh karena itulah hanya Tuhanlah yang menjadi sandaran dan kekuatan kita yang setia menebus dan menopang hidup kita dari keinginan yang sia-sia di hadapan salib Kristus. Penebusan itu adalah bukti bahwa kita sangat berarti dan berharga dihadapaNya(Kel 19.8). Saat ini banyak di antara kita merasa malu, bahwa kita adalah pengikut Yesus. Benar, dorongan kasih dan penyertaanNya membawa kita untuk datang berdoa. Namun, ketika kita diperhadapkan dengan dunia kita mencoba menyembunyikan iman kita dengan bertindak secara duniawi. Kita tidak mengakui bahwa penyertaan Tuhan dan iman kita itu sangatlah penting untuk menghadapi keadaan itu. "Saya mau mengikut Yesus" akan tetapi pada kesempatan lain mungkinkah kita juga berada pada posisi Yesus di saat dunia menantang? Untuk itu mulailah hidup ini dengan keyakinan bahwa Tuhan Yesus yang menyelamatkan itu tidaklah tertutup untuk orang yang percaya. Dekaplah Dia yang selalu menantikan kita agar ketakutan itu jauh dari kehidupan kita(bnd Yes 11.11-16; Jer 30.10; 46.27).Amin

    bahwa