Sabtu, 16 Oktober 2010

Hidup Berhikmat

gr.abnerpanjaitan

          Ada filsafat buah yang merefleksikan kehidupan seperti ini: Jadilah jagung, jangan jambu monyet, jagung membungkus bijinya yang banyak, sedangkan jambu monyet memamerkan bijinya yang cuma satu-satunya. Jangan pamer, kecuali lagi pameran. Jadilah pohon pisang, pohon pisang kalau berbuah hanya sekali, lalu mati. Kesetiaan dalam pernikahan. Jadilah duren, jangan kedondong walaupun luarnya penuh kulit yang tajam, tetapi dalamnya lembut dan manis, beda dengan kedondong, luarnya mulus, rasanya agak asem dan di dalamnya ada biji yang berduri. Jadilah bengkoang walaupun hidupnya dalam kompos sampah, tetapi umbinya isinya putih bersih. Jagalah hati jangan kita dinodai meskipun mainnya di tempat sampah. Jadilah padi makin berisi, makin merunduk. Tapi awas ada wereng. Jadilah pohon kelapa sudah terkenal dengan serba gunanya, tidak bisa dimanipulasi(tidak dapat dicangkok); Jadilah tandan Pete, bukan tandan rambutan. Tandan Pete membagi makanan sama rata ke biji petenya, semua seimbang, ngak seperti rambutan ada yang kecil ada yang besar. Jadilah cabe makin tua makin pedas, makin tua makin bijaksana. Jadilah buah manggis bisa ditebak isinya dari bokong buahnya, maksudnya jangan munafik. Jadilah buah nangka, selain buahnya, nangka memberi getah kepada penjual atau yang memakannya, artinya berilah kesan kepada semua orang(tentunya yang baik).
Sejarah menjadi unsur hakiki seorang manusia. Hidup manusia bukanlah serupa batu di ruangan hampa, dalam arti senantiasa sama sejak awal sampai akhir, melainkan berbuah dengan kata dalam pengembangan hidup manusia pada umunnya tidak disediakan jalan pintas. Dengan kata lain panggilan hidup manusia menuntut sepenuhnya tanggung jawab dari setiap peribadi. ”Hanya ada dua tragedi dalam kehidupan ini; orang uang tidak mendapatkan apa yang diinginkan dan orang yang mendapatkannya”. 
            Memiliki hikmat dan kebijaksanaan kepada Ayub(28.1-12) menjadi kesadaran baru tentang persekutuan dengan Allah. Persekutuan dengan Allah yang bukan tradisi agama seperti yang dipertahankan oleh sahabat-sahabat Ayub, melainkan persekutuan yang hidup, dengan Allah yang hidup. Allah yang menyatakan dirinya lewat topan membuat Ayub lebih mengenal dan menikmati persekutuannya dengan Allah yang memberi makna dalam hidup ini. Orang berhikmat itu adalah orang yang memiliki pengetahuan yang memungkinkan orang itu mengenal Yang Mahakudus (Ams 30.3). Sehingga, orang yang berhikmat akan mampu melihat perbuatan-perbuatan Tuhan yang besar dalam setiap perjalanan hidup ditengah-tengah realitas dunia ini. Orang yang bijak selalu memberikan pengaruh yang positif. Oleh karena itu, seseorang yang berhikmat berjerih payah untuk melakukan kebenaran, yang berkenan bagi Tuhan, serta menghindari jalan yang menyesesatkan. Pengalaman hidup yang berjalan bersama Tuhan adalah pengalaman hidup yang tidak ternilai harganya, oleh sebab itu marilah melangkah dengan tuntunan dan ajaran serta tanggung jawab hidup yang besar kepada Tuhan. Amin

“ BERDOA “



gr.abnerpanjaitan


      Tuhan Yesus memberikan teladan bagi kita dalam hal berdoa, sebelum Dia memulai suatu pekerjaan yang besar atau mengambil keputusan penting terlebih dahulu Dia berdoa. Umpamanya, sebelum memilih murid-muridNya, Dia pergi ke bukit dan semalam-malaman Dia berdoa kepada Allah (Luk 6.12). Sebelum ia menghadapi pergumulan atau penderitaanNya yang berat Dia bertekun   dalam doa (Mat 26.36,39). Waktu masih gelap, Ia bangun dan pergi ke tempat sunyi dan berdoa di sana (Mrk 1.35). Ia pergi ke bukit untuk berdoa (Mrk 6.36) . Para rasul dan jemaat mula-mula menghayati betapa “PENTINGNYA DOA” dalam kehidupan dan pelayanan mereka ( Kis 2.24; 9.40; 13.3; 16.25). Rasul Paulus menasihatkan agar kita tetap bertekun dalam doa ( I Tess 5.17; Kol 4.2). 

      Doa adalah nafas rohani kita. Doa adalah kebutuhan kita yang terbesar. Ada penulis yang mengatakan, RAHASIA KEGAGALAN KITA ADALAH  KEGAGALAN DALAM DOA. Oleh sebab itu salah satu unsur yang sangat penting dan menentukan dalam kehidupan dan pelayanan kita, namun yang paling sulit kita lakukan dan sering kita lalaikan adalah doa, kendati ada ketegangan, keletihan atau kesibukan yang memenuhi hidup kita. Berdoalah senantiasa sebagai pertanda bahwa kita masih hidup, sebab doa adalah nafas orang Kristen. 
Ada seorang jururawat, ketika berlutut untuk berdoa, ia selalu mengunci kedua tangannya dengan rapat. Dengan demikian, ia selalu akan mengingat bagan doanya sebagai berikut :
1.  Jari  Jempol : Berdoa untuk orang yang paling dekat dengan kita, misalnya: keluarga, sahabat dan lain-lain.
2.  Jari Telunjuk : Berdoa untuk orang yang selalu memberi petunjuk pada kita misalnya; atasan,  guru, dosen, dan lain-lain.
3. Jari Tengah:  Berdoa untuk orang yang memimpin kita , misalnya;  Parhalado,  diregent, pemimpin bangsa, pemimpin dunia.
4. Jari Manis: Berdoa untuk orang-orang yang kurang diperhitungkan, misalnya; narapidana, pengemis, dan lain-lain.
5.  Jari Kelilingking : Berdoa untuk diri sendiri, untuk keperluan pribadi selalu berada pada urutan terakhir. 
Bagi kita yang selama ini memulai dan menutup doa hanya untuk diri sendiri, marilah kita membuka wawasan untuk melihat, bahwa masih banyak hal yang harus kita bawa dalam doa secara pribadi di hadapan Tuhan (Epsus 6.18). Amin.

Jumat, 15 Oktober 2010

Menghargai dan Mencintai “



gr.abnerpanjaitan


Mudah-mudahan ini adalah pendapat yang salah. Semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin dikit kasihnya. Semakin seseorang diberkati, semakin pelit ia. Semakin rohani seseorang, semakin kurang kasihnya akan orang lain. Dengan tingginya kedudukan, jabatan, posisi dan kuasa yang dipegang seseorang, ia terkesan lebih susah untuk ditemui, diajak berbicara. Kata-katanya sedikit, itupun hanya mendesis saja. Kasih dan perhatiannya kepada orang lain jadi kurang karena sekarang ia selalu ingin menjadi orang penting, yang diperhatikan dan menjadi obyek pembicaraan. Demikian juga, jika seseorang sudah diberkati berkelipahan, ia akan masuk ke dalam kelompok orang-orang yang selevel dengannya, pergaulannya sudah tidak lagi seperti dahulu. Ia sudah tidak lagi makan-makan nongkrong di pinggir jalan, pakaiannya sudah yang bermerk. Dan segala sesuatu, termaksud kasih dan peri seorang perempuan tetapi seorang non-Yahudi. Ternyata Yesus bukan membenarkan orang Yahudi (khususnya orang Farisi dan ahli Taurat), tetapi membenarkan setiap orang yang percaya kepadaNya. Yesus bukan membenarkan (membela) seorang laki-laki dan melecehkan perempuan (masalah gender), tapi membenarkan dan mengasihi setiap orang yang percaya kepadaNya (laki-laki maupun perempuan).

Kepercayaan/iman perempuan Kanaan itu begitu besar yang menyapa Yesus dengan “Tuhan, anak Daud”, yang penuh kasih berkelimpahan. Kasih Yesus yang berkelimpahan melebihi ejekan dan penghinaan orang Yahudi kepada orang non-Yahudi; yang dapat mengenyangkan bukan hanya orang Yahudi, melainkan juga orang non-Yahudi. Perempuan itu MEMPERCAYAI SEPENUHNYA, bahwa Yesus menghargai dan mengasihi orang tanpa kecuali, dan ternyata Yesus menyembuhkan anaknya. Tuhan Yesus MENGHARGAI dan MENCINTAI setiap orang dan ciptaanNya ( Yoh 3.16) karena itu bagi Yesus sesungguhnya tidak ada perbedaan antara Yahudi dan non Yahudi ( Mat 15.1-28), tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu, seorang yang beriman kepada Yesus jangan menganggap lebih baik dari orang lain, melainkan dengan rendah hati saling menghargai dan mencintai sesamanya “Tuhan menghargai DAN MENCINTAI Orang Yang Menghargai DAN MENCINTAI Sesamanya “. Amin

”Jadilah Teladan”

gr.abnerpanjaitan
 
Pada hari Minggu, tanggal 18 Maret, Tahun Emas 4 (2007), Center London tanpa diduga-duga menerima telepon dari Guru bertepatan dengan Hari Santo Patrick dan Hari Ibu di Inggris. Guru berkata, “Saya sangat bangga dengan kalian, saya berterima kasih kepada kalian, semoga semuanya berjalan dengan lancar di Hari Santo Patrick ini, demikian juga dalam kehidupan kalian sehari-hari! Beliau juga menjelaskan bahwa setiap orang seharusnya menjadi jurnalis untuk menyebarkan berita baik ke seluruh penjuru dunia. Kita seharusnya ikut berperan dalam jaringan ini sehingga kita dapat menciptakan energi positif yang berkelimpahan di planet ini. Jika kita bergabung bersama-sama, maka kita bisa menciptakan sebuah jaringan positif di bumi ini untuk meningkatkan semangat kemanusiaan dan menyelamatkan planet ini demi kepentingan generasi di masa mendatang." Mendengar suara dan kata-kata yang bijak dari Guru terkasih, membuat suasana di musim semi ini menjadi lebih indah. Kita harus berlatih rohani dan menjadi teladan yang cemerlang bagi dunia. Kita seharusnya tidak menyalahkan masyarakat yang kacau-balau atau menyalahkan orang lain karena berperilaku buruk. Malah sebaliknya, kita seharusnya menyalahkan diri kita sendiri karena gagal menjadi teladan yang cemerlang dan mulia. Jadi, pertama-tama kita harus mengolah diri kita terlebih dahulu, lalu orang lain akan mengikuti kita. Dalam surat Paulus di Roma 8.8 dikatakan;” Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah”(bnd Pil 3.21). Hasil berpadanan dengan Injil: TUHAN memberikan kemenangan bagi jemaat-Nya. Keselamatan (soteria) di teks ini bukanlah hidup kekal (karena jemaat Filipi sudah memilikinya), tetapi kemenangan dan kelepasan dari kesukaran / gangguan musuh Injil (Fil. 1:19). Keselamatan ini  hasil karya Tuhan sebagai jawaban atas  kesetiaan doa sehati mengandalkan pertolongan Roh Tuhan (lih. 1:19). Hal ini juga dilakukan Daud kepada Salomo; ”Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, dengan hidup menurut jalan yang diitunjukkanNya(1 Rajaraja 2.3)”. Daud ingin membentuk hidup Salomo menjadi teladan yang berguna bagi bangsanya dan juga bagi Tuhan dimana firman Tuhan menjadi penuntun sehingga berkat Tuhan akan setia menyertai hidupnya yang tidak berkesudahan (ay 4).

        Seks pranikah dulu merupakan perbuatan terlarang kini menurut hasil survey menjadi hal lumrah
dilakukan bahkan oleh anak remaja. Perbuatan aborsi merupakan perbuatan terkutuktetapi kini banyak 
sekali kasus aborsi terjadi, ada pula orangtua yang tega membuang jabangbayinya ketempat sampah.
Mereka yang ingin kaya melakukan korupsi, penipuan, pergi menemuiparanormal, dll. Benar-benar sungguh
mengerikan apa yang terjadi dewasa ini. Hati nuranimanusia seolah telah membeku, kasih terhadap
sesama seolah telah hilang dalam masyarakat. Bagaimana dengan kita sebagai anak Tuhan? Apakah kita menjadi terang dan garam bagi dunia atau malah turut andil dalam dosa dan pelanggaran? Tuhan menghendaki kita semua untuk menjadi teladanNya dan bukan sekedar beragama Kristen saja. Tidak cukup hanya rajin ke gereja sebab Tuhan mencari teladan hidup. Mulailah dengan diri Anda sendiri daripada menunggu orang lain melakukannya. Itulah sebabnya orang China berkata: Pertama-tama atur diri Anda sendiri dan keluarga Anda, sebelum berlanjut memerintah negara, dan membawa perdamaian ke seluruh dunia. Paulus mengatakan kepada Jemaat Pilipi dengan ajakan dengan tujuan lebih bermanfaat ”Ikutlah teladanku dan perhatikanlah merekay yang menjadi teladanmu”( Pil 3.17). Tujuan hidup orang Kristen menuru Rick Warren dalam bukunya “The Purpose Driven Life,” menje-laskan bahwa tujuan hidup orang Kristen jauh lebih besar dari pada prestasi pribadi, karir, ambisi, ketenangan pikiran, bahkan lebih besar dari sekadar tujuan keluarga. Lebih lanjut ia mengatakan “jika Anda ingin tahu mengapa Anda ditempatkan di planet ini, Anda harus memulainya dengan Allah, Anda dilahirkan oleh tujuan-Nya dan untuk tujuan-Nya.” Jika kita ingin mengetahui tujuan yang Allah tetapkan bagi manusia dan khususnya bagi orang Kristen, maka kita harus melihat apa yang Tuhan tuliskan di dalam Kitab SuciSejak awal penciptaan Allah mem-berikan mandat kepada manusia yaitu untuk memenuhi bumi dan untuk mengelola seluruh alam ciptaan-Nya (Kej 1: 27-28). Namun jauh daripada sekadar mendirikan pernikahan dan keluarga (beranak cucu) serta mengelola bumi, tentu ada tujuan yang lebih utama dari semua itu. Dengan kata lain bagi orang Kristen, pencapaian cita-cita, kedudukan atau kekuasaan, ke-kayaan atau kesuksesan bukanlah tujuan hidup yang utama, semua itu hanyalah alat untuk mencapai tujuan yang lebih utama (tertinggi). Pertanyaan pertama dalam Katekis-mus Westminster menanyakan “Apakah tujuan utama (tertinggi) manusia?” Jawaban-nya adalah “untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia sela-manya.” Fokus dari ja-waban tersebut ada-lah memuliakan Allah, yang harus menjadi tu-juan utama dari semua aktivitas dan gerak hi-dup orang Kristen. Hal ini secara sederhana disimpulkan dalam 1 Kor. 10: 31,”Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, laku-kanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” Tujuan puncak yang juga merupakan tujuan khusus Tuhan menciptakan manusia adalah supaya manusia dapat bersekutu dengan-Nya atau menikmati Tuhan. Dalam Lukas 8:39 dikatakan tentang nilai plus orang-orang percaya, yakni sebagai utusan-utusan Tuhan yang diutus-Nya untuk menyampaikan berita baik tentang pekerjaan Tuhan kepada orang lain supaya orang lain juga bisa menikmati hidup yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka. Amin
Apakah yang dimaksud dengan makna hidup? Kenapa setiap manusia harus memiliki atau menyadari tentang makna hidupnya? Pertanyaan- pertanyaan seperti ini mungkin sering terlintas dalam benak kita tetapi tidak pernah kita pikirkan dengan sungguh-sungguh atau kalaupun kita pikirkan sering tidak/belum kita temukan jawabannya. Kalau ini terjadi pada orang Kristen maka hal ini sebenarnya cukup memprihatinkan dan menyedihkan karena sebagai seorang Kristen kita seharusnya memiliki hidup yang jauh lebih indah dari pada mereka yang ada di luar Kristus. Berapa banyak dari kita yang pernah memikirkan pertanyaan- pertanyaan seperti ini: "Untuk apa aku hidup? Untuk siapa aku hidup? Apakah tujuan hidupku?" Orang yang tidak memiliki makna dan tujuan hidup akan merasakan bahwa hidup ini hampa, karena makna dan tujuan hidup sangat mempengaruhi gairah hidup seseorang. Seseorang yang tidak mempunyai makna dan tujuan hidup tidak mungkin memiliki semangat untuk hidup. Menyaksikan Tuhan bekerja SECARA LANGSUNG bukanlah bagian dari orang-orang Kristen hari Minggu. Menyaksikan Allah bekerja SECARA LANGSUNG adalah bagi murid-murid Tuhan yang sepenuh hati, yang telah berhenti mengejar keinginan mereka sendiri dalam hidup ini supaya mereka bisa mengejar rencana Tuhan. MEREKA telah membayar harga (penyerahan penuh kepada Kristus dan kehendakNya); mereka menikmati hidup secara penuh; dan mereka bisa memandang diri sendiri, teman-teman mereka, dan Pencipta mereka tanpa ada penyesalan. Sudahkah Anda membayar harga? Apakah Anda bersedia? Jika demikian, Anda tidak akan pernah kehilangan makna atau tujuan hidup lagi.
Dalam ajaran Yesus pada Khotbah di Bukit Ia mengatakan Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."(Mat 5.16). Kata hendaklah ”terangmu bercahaya” dimana keberadaan orang yang percaya harus membawa suasana yang lingkungan yang kondusif, aman, tentram dan damai atau membawa keceriaan, kehangatan dan meyegarkan kehidupan yang ada disekitarnya. Saat ini dunia kita bukan hanya panas pengaruh dari global warning(pemanasan global) akan tetapi manusia saat ini mudah ”Marah’. Apa penyebabnya? Mungkin jika kita bertanya pada seseorang ada jawaban yang alasan! Manusia saat ini gampang emosi, dan akibatnya menghilangkan hak orang lain hingga menghilangkan nafaskan orang lain. Kita masih ingat dengan peristiwa pembunuhan sadis yang terjadi di negeri yang kita cintai. Menurut survei bahwa penghuni penjara tidak hanya orang yang Kita memiliki tanggung-jawab moral untuk menjadikan Hidup ini menjadi teladan. Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timoteus ”Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu” (1 Tim 4.12). Artinya keteladan hidup adalah dua sisi uang yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang beriman kepada Tuhan Yesus. Merupakan kemenangan yang sungguh luar biasa yang tidak dapat diperoleh dengan pikiran akan tetapi dengan kekuatan Roh Kudus. Kita harus bersyukur dengan kebaikan bagi setiap orang. Perintah/Amanat yang dikatakan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya merupakan bagian misi dan peranan hidup yang dipilih Tuhan kepada kita untuk membawa injil keseluruh bumi; ”Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu”(Yoh 15.16). Dari perkataan supaya kamu pergi adalah sebagai bentuk bergeraknya hidup lebih luas di luar dunia yang belum mengenal berita Injil(Mat 28.19-20). Jadi perbuatan yang didorong iman percaya kepada Tuhan merupakan perbuatan yang mulia. 
Dengan penghayatan iman yang eksistensial sekaligus bersifat eskatologis tersebut, umat percaya akan dimampukan untuk selalu bersikap proaktif. Pola pikir mereka akan selalu memperoleh pencerahan Roh Kudus, sehingga mereka memiliki daya inisiatif dan hikmat untuk melakukan sesuatu yang berarti dan benar. Dengan demikian, mereka tidak pernah bingung atau panik saat menghadapi berbagai perubahan yang begitu cepat dan ketidakpastian yang mendera realita kehidupan ini. Mereka mengetahui dengan tepat apa yang harus mereka lakukan. Sebab hidup mereka digerakkan oleh nilai-nilai Kristus. Pola yang mereka miliki adalah pola Kerajaan Allah. Dengan demikian kehadiran dan peran mereka bertujuan untuk menegakkan pemerintahan Kerajaan Allah. Tentu saja kehadiran dan peran mereka tersebut tidak terelakkan akan berhadapan dan  berbenturan dengan kuasa dunia. Sebagaimana Yesus Kristus juga berhadapan dengan kuasa dunia yaitu arogansi kerajaan Romawi yang menjajah umat Israel dan pejabat Sanhedrin Yahudi, demikian pula kehidupan kita selaku umat percaya. Namun sejauh umat percaya berlaku setia dan konsisten mempermuliakan Kristus, maka pastilah kita akan menjadi para pemenang dalam mewujudkan kasih, keadilan dan Allah. Nilai hidup harus diukur dengan garis yang lebih mulia, yaitu kerja dan bukannya usia.


Typologi;Hari Raya Bangsa Israel

Bagian II

gr.abnerpanjaitan

Aspek masa kini
Perjamuan Kudus untuk masa kini merupakan suatu persekutuan antara gereja sebagai anggota tubuhNya dan Yesus sendiri sabagai Kepada (1 Kort 10.16).
Aspek masa depan (nubuat)
Perjamuan Kudus harus kita lakukan hingga Tuhan Yesus datang kembali (1 Kort 11.26) dan sekaligus menggambarkan pengharapan iman kita akan Perjamuan Kawin Anak Domba Allah dengan mempelajariNya, yaitu Gereja Tuhan (Why 19.9). 
Penerapan Pribadi
Kembali kepada Hari Raya Paskah. Hari Raya Paskah mempunyai makna di dalam kehidupan pribadi setia orang percaya, yaitu (1). Setiap orang yang percaya kepada penebusan oleh Darah Anak Domba, maka ia akan dilalukan dari penghukuman, artinya ia menjadi orang yang dibenarkan, dan tidak akan mendapat hukuman Allah(Rm 5.9; Efs 1.7; Roma 8.1); (2) Sebagaimana Paskah sudah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir, demikian juga Darah Yesus sudah memerdekakan kita dari ikatan kuasa dosa, kuasa Iblis, sakit penyakit, kemiskinan dan kelemahan dan kematian kekal atau Neraka(Yoh 8.31-32; 1 Yoh 3.8; 1 Petr 2.24; 2 Kort 8.9; Mat 8.17). Menarik untuk dipelajari pada kesempatan ini, perbandingan anatar Paskah dan kematian Tuhan Yesus.

PASKAH
1. Anak domba dipilih tanggal 10 bulan Nisan (Kel 12.3)
2. Anak Domba harus sempurna, tidak tercela Kel 12.5
3. Hari Raya Paskah, 14 bulan Nisan Kel 12,6
4.Darah anak domba menyelamatkan Kel  12.23
5. Tulang anak domba tidak boleh dipatahkan Kel.12.46

Bagian 2

gr.abnerpanjaitan
Aspek Masa

Rabu, 13 Oktober 2010

”WASPADAI TIGA PERKARA”

gr.abnerpanjaitan

      Memang bukanlah hal yang mudah bagi kita untuk tetap berdiri teguh di hadapan Tuhan, tetapi Dia memberik tuntunan bagaimana kita bisa tetap hidup berkenan di hadapanNya. Di dalam 1 Yoh 2.15, dipaparkan bahwa ada tiga perkara yang harus kita waspadai supaya kaki kita tidak tersandung sehingga kita tetap berada di jalur Tuhan.
      Pertama, keinginan daging. Keinginan daging adalah segala keinginan untuk memuaskan nafsu, di mana semata-mata yang dipikirkan adalah kesenangan duniawi. Contoh nyata keinginan daging ialah; pencabulan, kecemaran, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percinderaan, memecah belah, dengki, mabuk-mabukan dan pesta pora atau hedonisme ( bdn Gal 5.19-21). Banyak orang Kristen, bahkan hamba-hamba Tuhan yang terjebak di dalam kategori keinginan daging di atas. Hari ini baiklah kita mengoreksi diri, adakah kita sedang berjalan di salah satu rel keinginan daging itu ? Berhati-hatilah karena keinginan daging berpeluang besar menjauhkan diri kita dari Tuhan.
      Kedua, keinginan mata. Keinginan mata berhubungan dengan segala sesuatu yang membuat kita tamak dan serakah. Dosa yang satu ini membuat kita ingin memiliki apa saja yang dilihat oleh mata kita, meskipun itu merugikan pihak kita. keinginan inilah yang membuat Raja Ahab membunuh Nabot karena Ahab serakah ingin memiliki kebun anggur Nabot. Waspadai terhadap keinginan mata, hiduplah dengan penguasaan diri (lih Rom 12.2).
      Ketiga, keangkuhan hidup. Keangkuhan dapat membutakan mata rohani kita, karena keangkuhan membuat kita meninggikan diri sendiri. Keangkuhan membuat Nebukadnezar yang meninggikan diri dihukum Tuhan menjadi seperti lembu selama tujuh masa ( Dan 4.1-37). Tuhan membenci keangkuhan sebab keangkuhan membuat seseorang tidak mengakui Dia. Belajarlah hidup rendah hati, karna Tuhan mengasihi orang yang rendah hati.
Waspadailah tiga perkara dan awasilah dirimu dari ketiga hal itu dan ingatlah: Keinginan daging membawa kepada maut, keinginan Roh membawa kepada hidup dan damai sejahtera. Amin                               

Typologi: Hari Raya Israel

(bagian I)

Typologi adalah pelajaran yang menguraikan tentang penggambaran sesuatu melalui sesuatu yang lain. Pada pembahasan kali ini kita mempelajari suatu penggambaran melalui hari-hari raya bangsa Israel dimana bangsa Israel mempunyai 7 Hari Raya Besar yang harus diperingati sampai saat ini. Ke-7 hari raya itu adalah:(1). Hari Raya Paskah; (2).Hari Raya Roti Tidak Beragi; (3). Hari Raya Buag Sulung/Bungaran; (4).Hari Raya Pentakosta; (5). Hari Raya Peniupan Serunai/Terompet/Sangkakala; (6).Hari Raya Pendamaian dan (7). Hari Raya Tabernakel/Pondok Daun. Ke-7 hari raya ini masing-masing mengambarkan sesuatu yang sangat menarik untuk dipelajari, sengat menguatkan iman kita, dan sekaligus harus menjadi pengalaman dan pengharapan kita.

1. Hari Raya Paskah (Pesah=melewati, Ibrani;passover, Inggris)
Waktu perayaan
Hari  ke 14 sore bulan Nisan atau Abib, yang menjadi bulan pertama dari kalender agama Yahudi yang jatuh pada bulan Maret/April kalender kita( Kel 12.2-3, 6-7).

Aspek Masa Lampau(Sejarah)
Hari Raya Paskah adalah suatu kisah sejarah:(1) Di mana terjadi pembebasan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir(Kel 12.4). Perbudakan ini telah dinubuatkan ini telah dinubuatkan kepada Abraham 400 tahun sebelumnya (Kej. 15.13-14) dan (2) Dimana Allah "melewati" rumah-rumah anak-anak bangsa Israel dan tidak membinasakan anak-anak sulung manusia dan binatang (Kel 12.12-13).

Aspek Masa Yang akan Datang(Nubuat)
Hari raya paskah tidak saja menjadi pengingat bagi generasi berikutnya bagaimana terjadinya pembebasan orang-orang Israel dari perbudakan bangsa Mesir, tetapi juga mengandung arti nubuat bagi pembebasan semua manusia dari dosa-dosa mereka melalui pengorbanan Anak Domba Allah, yaitu Yesus Kristus. Yesus adalah "Anak Domba Paskah" kita(Yoh 1.29; 19.36; I Kort 5.7; 1 Petr 1.18-19). Darah Yesus telah menyelamatkan kita. Oleh karena darahNya, hukum Allah telah dilalukan dari kita sehingga kita tidak binasa(Yoh 19.34; Kis 20.28; Rm 3.25; 5.9; Efs 1.7; Why 1.5;5.9).

Sekarang ini, kita tidak lagi merayakan Hari Raya Paskah karena hari raya itu telah digenapi. Dan Yesus memberikan kita suatu sakramen sebagai penggantinya untuk kita lakukan, yaitu Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus itu juga merupakan makna tipologis, yaitu:

Aspek masa lampau(Sejarah)
Perjamuan Kudus adalah suatu peringatan akan pengorbanan Yesus di mana Ia menyerahkan diriNya sebahgai korban penebusan dosa di kayu salib di Golgata bagi manusia. Roti yang dipecahkan melambangkan tubuhNya yang disesah, sedangkan anggur melambangkan darahNya yang tertumpah (Yoh 2.21; Mat 26.26; I Kort 11.24).





Senin, 11 Oktober 2010

Mengenal Kasih Tuhan

gr.abnerpanjaitan



Nyanyian syukur yang disampaikan oleh Daud adalah gambaran dimana anak-anak Tuhan akan mampu dan bisa bersorak-sorai kepada Tuhan (mzm 66.1). Inilah yang dirasakan setiap umat Tuhan ketika kita sudah mengenal Dia dengan baik, pekerjaan dan kemuliaan Tuhan akan kita rasakan disaat hamba-hambaNya mendapatkan cobaan dimana saat ini berbagai persoalan hidup juga menantang dan membuat hidup kita sepertinya terasa jauh dari tangan pengasihan Tuhan ( mzm 67.1-8).
 Kita semua mengenal tanaman Kaltus, kata kaltus diambil dari bahasa Yunani kaltos, artinya tanaman berduri. Keistimewaan kaltus adalah dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air karena kaltus termaksud tanaman sukulen, mampu menyimpan air pada batangnya. Itulah sebabnya kaltus lazim ditemukan di daerah-daerah yang kering(gurun) dan bersuhu tinggi. Dari daerah pantai, hutan belantara sampai ke gunung berselimut es semacam pegunungan Andes. Dengan kata lain kaltus mampu bertahan di segala cuaca.
Membandingkan  hidup kita dengan kaltus, barangkali kita malu,karena kita tidak setabah kaltus dalam menghadapi lingkungan yang tak bersahabat. Kita mudah putus asa, bersungut-sungut, dan meragukan kasih setia Tuhan jika kita dihadapkan pada masalah atau rintangan.
      Marilah belajar dari sifat tumbuhan kaltus yang menyimpan air di batangnya agar bertahan dalam kekeringan. Kita harus menyimpan firman Tuhan dalam hati kita, memegang janji-janji Allah, maka kita tidak hanya akan mampu mengahadapi  hidup yang tidak selalu ramah, namun mampu bertahan tetapi juga mampu menjadi berkat. Belajar untuk selalu bersukacita, bersorak-soari walaupun begitu banyak tekanan, pergumulan hidup tetaplah hidup dalam firman Tuhan.  Yesus  akan mengubah kekecewaan dunia ini menajadi sukacita surgawi,  sebab itu tetaplah di jalan  Tuhan, bersorak bagiNya, sebab  Bumi yang kita diami penuh dengan kasih setiaNya. Hidup memberi kesempatan dan kesempatan adalah peluang untuk hidup! Amin

“ Keadilan Yang Sejati “


gr.abnerpanjaitan
  
 Sejak manusia sudah berdosa penindasan sudah menjadi suatu gambaran yang menyelimuti kehidupan manusia itu sendiri(Kej 6.1-5). Terjadi pembunuhan, penindasan, pemerasan, peperangan kepada orang-orang yang lemah, kekuataan seolah-olah menunjukkan kebutuhan setiap bangsa untuk dapat menindas kehidupan yang lainnya. Muncullah istilah budak belian dan tuan atas kekalahan dan kemenangan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Itu juga yang terus terjadi hingga pada zaman Amos dimana terjadi penindas dalam kehidupan sehari-hari“mereka menimbun kekerasan dan aniaya(Amos 3.10)”. Mereka yang mencari kekayaan dengan tipu muslihat dan kekerasan dianggap biasa saja dan keadilan diinjak-injak oleh orang-orang yang kuat terhadap orang-orang yang lemah membelokkan jalan orang sengsara (Amos 2.7).
   Jika Amos mengatakan bahwa pada hari Tuhan akan ada keadilan seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir. Ini adalah gambaran bahwa Tuhanlah yang akan menjawab atau membangkitkan semangat baru dari orang-orang yang lemah untuk menghadapi segala penindasan, yang sedang dialami setiap  manusia yang tertekan oleh kuasa dunia ini. Gambaran keadilan seperti air yang akan memberikan kehidupan, kesejukan, sukacita, damai sejahtera, dan masa depan yang lebih baik. Suatu saat penindasan mengakibatkan pemberontakan dari kelompok yang tertindas. Terjadi hukum balas dendam, ini adalah dorongan dari hati dan lingkungannya membuat ia merasa tidak dihargai sebagai manusia sehingga timbullah pembalasan yang berakibat fatal baik bagi dirinya dan juga orang lain.
   Dunia ini sedang sakit, manusia menjadi serigala dengan sesamanya. Cercaan, hinaan dan juga penindasan, orang-orang yang lemah yang tidak mampu untuk membela dirinya sendiri untuk mendapat keadilan yang sejati. Kekuasaan seolah-olah menjadi target utama dari manusia itu sendiri. Keadilan itu harus kita mulai dari diri kita sendiri sehingga KESEJUKAN, DAMAI SEJAHTERA, KETENANGAN, KEMERDEKAAN(KEBEBASAN) YANG SEJATI bisa terwujud. Sebagai umat Tuhan kita dinobatkan membawa perubahan yang lebih baik, diamlah dengan ketekunan dalam iman kepada Tuhan, dimana Dia akan membela HAK orang yang percaya sebab dikatakna seperti dikatakanNya “Oleh bilur-bilurnya kita disembuhkan…” (Yes 53.1-5; Kel 15.26.c). Darah Kristus sudah membela setiap orang-orang yang percaya kepadaNya ( I Petr 2.21-25).  Hanya Dia yang setia dan berpihak bagi orang-orang yang disisihkan, maka sebagai orang-orang Kristen seharusnyalah membangun sikap hidup penuh persaudaraan dan cinta kasih seperti Tuhan Allah yang mengasihi umatNya.