Jumat, 10 September 2010

Kasih dan Kebaikan Tuhan

Mat 9.6-8
by.gr.abnerpanjaitan

Semua orang ingin sembuh dari penyakit yang diderita, apa pun penyakit dia alami. Karna itu sering muncul pertanyaan dalam hati kita dari mana asal-usul penyakit itu? Adakah hubungan penyakit dengan dosa? Apa pengertian iman dan penyembuhan? Mungkin Tuhan Yesus mampu menyembuhkan penyakit? Banyak pertanyaan ini muncul dalam iman kita di saat ini. Melalui Mat 9.6-8 akan mencoba menjawab apa yang menjadi pergumulan dan pertanyaan kita.
Pada zaman Yesus, masih ada pengertian orang Yahudi tentang hubungan dosa dengan penyakit (penderitaan). Jika seseorang menderita atau ditimpah satu penyakit, mereka meyakini itu akibat dosanya. Pengertian ini juga yang datang dari sahabat-sahabat Ayub ketika ia mengalami penderitaan dan ditimpah oleh penyakit barah busuk (Ayub 2.7), demikian juga pengertian murid-murud Yesus:  "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia (Ayub 4.7-9; Joh 9.1-3). Dalam ajaran Perjanjian Lama, tertulis bahwa dosa ayahnya berakibat kepada anak-anaknya( Kel 20.5; Ulangan 5.9). Namun dalam ajaran Yesus, Ia tidak kembali kebelakang melihat sesuatu hal yang terjadi pada seseorang untuk melihat siapa yang membuat ia menderita, namun melihat ke depan melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah yang akan dinyatakan bagi dia. Ayub juga memprotes pola pikir sahabat-sahabatnya (Ayub 38). Sebagai manusia, kita juga sering terjebak dalam pola pikir seperti para murid Yesus. Kita cenderung mencari kambing hitam. "Siapakah yang harus bertanggungjawab ketika permasalahan terjadi? Dengan pola pikir semacam inilah jalan yang paling logis dan segera dapat diketahui. Lebih runyam lagi, jika pola pemikiran semacam itu berangkat dari niatan tak mau menolong atau setidaknya mencarikan alternatif pemecahan masalah. Jawaban Tuhan Yesus kepada para murid pada saat itu, paling tidak mengandung dua gagasan.
Pertama; Allah sumber pertolongan sejati dan yang kedua ialah Tuhan memanggil setiap kita untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan. Tak masalah apakah permasalahan itu berkaitan dengan kita atau tidak namun kita diberikan tanggungjawab "mengubahtragedi menjadi kemenangan".
Anak manusia berkuasa mengampuni dosa, inilah awal pernyataan Yesus ketika pandangan banyak orang bahwa Yesus hanya mampu sekedar memberikan kesembuhan secara banadia. Dari perbuatan Yesus membuka pola pikir dalam sejarah kehidupan Yahudi tentang keberadaan Yesus sebagai anak Allah diutus untuk menyembuhkan dosa dan penyakit yang sedang meracuni dunia ini. Perkataan "Bangun" (ay 6), jika  kita lihat sepintas hanyalah singkat, namun tujuan Yesus, dia bangun dan meninggalkan pola dan sikap pemikiran yang dulu untuk melihat kedepan yang Tuhan janjikan dalam diri Yesus. Keberadaan orang yang menyaksikan kesembuhan itu juga menyatakan kemuliaan Tuhan, mereka bersaksi atas kasih dan kebaikan Tuhan mampu memberikan kehidupan yang lebih menjanjikan bagi mereka yang percaya.
Tidak sedikit orang Kristen yang bertanya-tanya mengapa Tuhan mengizinkan hal-hal buruk terjadi pada orang-orang yang setia kepadaNya. Bukankah Tuhan berjanji akan melindungi dan menjauhkan malapetaka?  Sebagi manusia, kitaKita harus mengingat bahwa "kedewasaan iman diperoleh melalui proses yang kadang menyakitkan, tetapi buahnya manis". Jawaban Tuhan atas doa permintaan kita tidak selalu memuaskan atau sesuai dengan apa yang kita inginkan. Percayalah bahwa Tuhan tahu kapasitas dan hak yang terbaik bagi kita. Jika kita percaya kepada Tuhan, maka kita harus belajar bersyukur atas segala hal yang Dia  izinkan terjadi dalam hidup kita, yaitu dengan menggunakan peluang baik yang Dia bukakan bagi kita. Kebaikan Tuhan sungguh melimpah bagi orang yang takut akan Dia dan berlindung padaNya. Saat ini coba renungkan kembali perbuatan ajaib dan kebaikan Tuhan yang sudah Ia nyatakan di dalam kehidupan Anda: Ketika Dia menyembuhkan penyakit anda; memberikan jalan keluar ketika anda mengalami kesulitan ekonomi, membela dan memunculkan kebenaran anda ketika diperlakukan secara tidak adil; dan masih banyak lagi kebaikan yan Ia lakukan. Bersyukurlah senantiasa atas kasih dan kebaikan Tuhan, renungkan perjalan hidup ini, kita selalu menemukan kasih dan kebaikan Tuhan di sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar