Sabtu, 16 Oktober 2010

“ BERDOA “



gr.abnerpanjaitan


      Tuhan Yesus memberikan teladan bagi kita dalam hal berdoa, sebelum Dia memulai suatu pekerjaan yang besar atau mengambil keputusan penting terlebih dahulu Dia berdoa. Umpamanya, sebelum memilih murid-muridNya, Dia pergi ke bukit dan semalam-malaman Dia berdoa kepada Allah (Luk 6.12). Sebelum ia menghadapi pergumulan atau penderitaanNya yang berat Dia bertekun   dalam doa (Mat 26.36,39). Waktu masih gelap, Ia bangun dan pergi ke tempat sunyi dan berdoa di sana (Mrk 1.35). Ia pergi ke bukit untuk berdoa (Mrk 6.36) . Para rasul dan jemaat mula-mula menghayati betapa “PENTINGNYA DOA” dalam kehidupan dan pelayanan mereka ( Kis 2.24; 9.40; 13.3; 16.25). Rasul Paulus menasihatkan agar kita tetap bertekun dalam doa ( I Tess 5.17; Kol 4.2). 

      Doa adalah nafas rohani kita. Doa adalah kebutuhan kita yang terbesar. Ada penulis yang mengatakan, RAHASIA KEGAGALAN KITA ADALAH  KEGAGALAN DALAM DOA. Oleh sebab itu salah satu unsur yang sangat penting dan menentukan dalam kehidupan dan pelayanan kita, namun yang paling sulit kita lakukan dan sering kita lalaikan adalah doa, kendati ada ketegangan, keletihan atau kesibukan yang memenuhi hidup kita. Berdoalah senantiasa sebagai pertanda bahwa kita masih hidup, sebab doa adalah nafas orang Kristen. 
Ada seorang jururawat, ketika berlutut untuk berdoa, ia selalu mengunci kedua tangannya dengan rapat. Dengan demikian, ia selalu akan mengingat bagan doanya sebagai berikut :
1.  Jari  Jempol : Berdoa untuk orang yang paling dekat dengan kita, misalnya: keluarga, sahabat dan lain-lain.
2.  Jari Telunjuk : Berdoa untuk orang yang selalu memberi petunjuk pada kita misalnya; atasan,  guru, dosen, dan lain-lain.
3. Jari Tengah:  Berdoa untuk orang yang memimpin kita , misalnya;  Parhalado,  diregent, pemimpin bangsa, pemimpin dunia.
4. Jari Manis: Berdoa untuk orang-orang yang kurang diperhitungkan, misalnya; narapidana, pengemis, dan lain-lain.
5.  Jari Kelilingking : Berdoa untuk diri sendiri, untuk keperluan pribadi selalu berada pada urutan terakhir. 
Bagi kita yang selama ini memulai dan menutup doa hanya untuk diri sendiri, marilah kita membuka wawasan untuk melihat, bahwa masih banyak hal yang harus kita bawa dalam doa secara pribadi di hadapan Tuhan (Epsus 6.18). Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar