Senin, 27 September 2010

Sukacita Dalam Tuhan


Mat 5.12
by.gr.abnerpanjaitan


Bangsa Israel adalah bangsa yang sudah dipilih dan dinobatkan untuk menjadi bangsa pilihan Allah sendiri. Namun ada pelanggaran yang sudah membuat Allah sendiri untuk menghukum bangsa itu untuk mengerti akan dosa dan pelanggaran yang mereka lakukan dihadapan Tuhan. Jika Tuhan mengatakan : Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhNya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku “ (Yes 1. 2). Inilah salah satu dosa dan kesilapan yang dilakukan mereka dihadapan Tuhan, dimana Tuhan yang menempatkan mereka untuk tanah yang penuh dengan MASA DEPAN, SUKACITA, DAMAI SEJAHTER, namun keberadaan bangsa itu tidak mencerminkan ketaatan, kebaikan Tuhan sudah mereka salah gunakan menjadi kesempatan untuk melakukan dosa, kesalahan, keturunan yang jahat, anak-anaknya yang berlaku buruk dan meninggalkan Tuhan (1.4). Nabi Yesaya adalah suruan Tuhan untuk menyatakan kebaikan, pertolong, perlindungan  dan kemurahan Tuhan yang akan mereka terimah: Aku bersyukur kepadaMu, ya Tuhan, karena sungguhpun Engkau telah murkah terhadap aku; tetapi murkahMu telah surut dan Engkau menghibur aku ( Jes 12.2). Ratapan mereka sudah didengar oleh Tuhan, penderitaan akan menjadi sukacita, tangan yang lemah lesu akan dikuatkan dan hari Tuhan penghiburan dan perhambaan sudah berakhit ( Jes 40.2).  
Apakah yang menjadi persiapan untuk menerimah kelepasan yang membawa sukacita itu?
1. Kebimbangan
   Kebimbangan adalah suatu hal yang lumrah namun ketika kebimbangan sudah menjadi hal yang menguasai diri kita maka akan terjadi ketidak percayaan kepada sesuatu hal apapun yang sudah kita harapkan. Penghiburan Tuhan memang sudah menjadikan mereka untuk melegahkan perasaan yang selama ini membutuhkan penghiburan dari doa-doa bangsa itu dari tanah Babel(pembuangan). Ketika kita yakin dan percaya kita akan mendapat jawaban, kekuatan yang baru, kemenangan yang selalu menyertai hidup kita ( Yes 41.1-2 ). “Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau, jangan bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku meneguhkan engkau, bahkan akan menolong engkau ( ayat 10 ).
2.    Kesetiaan
Kadang kala ketika sukacita itu sudah kita miliki,kita acapkali lupa siapa yang sudah memberikan jawaban atas doa dan permohonan kita kepadaNya. Kesetian dan ketaatan Abraham Tuhan menjadikan dia Bapa orang-orang percaya ( Kej 12.). kita mengetahui cerita Ayub hambah Tuhan yang tetap setia walaupun harta, anak-anaknya mati pada waktu yang bersamaan ( Ayub 1.14-19), namun itu bukan menjadika dia tidak setia namun ia setia dan taat untuk menghadapi penderitaan yang sedang ia alami(1.21). banyak orang yang percaya hanya dapat merasakan sukacita hanya ketika ia mendapat berkat dan kesehatan, tetapi ketika kita mendapat persoalan hidup ia tidak setia, mencari kekuatan dari hal yang dibenci Tuhan. Janji Allah tidak pernah terlambat untuk menjawab dan menolong setiap yang dikasihiNya.Ketika hidup kita mendapat suatu kita mendapat suatu pergumulan dan persoalan hidup yang cukup berat, kadang kala kita sangat sulit untuk dapat menyatakan suatu kesempatan bersukacita.Rasul Paulus mengatakan “ Bersukacitalh senantiasa dalam Tuhan, sekali lagi kukatakan: Bersukacita ( Fil 4.4 ). Pada Jemaat Tessalonika juga dipesankan oleh Rasul Paulus “ Bersukacitalah senantiasa “ (2 Tess 5.16).Biarlah sukacita dalam Tuhan itu boleh kita miliki untuk menguatkan dan menghadapi segala pergumulan hidup, dan ketika kita memiliki iman maka Tuhan akan menjawab segala kebimbangan dan kekwatiran itu. Yesus pernah mengatakan dalam khotbah di dalam ucapan Bahagia atau khotbah di Bukit : Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, ( Mat 5.12 ).Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar