Rabu, 29 September 2010

Pendengar dan Pelaku Firman Tuhan

Yak 1.27
by.gr.abnerpanjaitan

Kita sering mendengarkan perkataan"Berbahagialah orang yang mendegar firman Tuhan serta memeliharanya". Mengapa dikatakan hanya orang yang mendegar dan melakukan firman Tuhan yang ber"Bahagia"? Mendegar dan melakukan adalah kata yang saling berhubungan. Kebahagian akan semakin nyata ketika kita sebagai pelaku apa yang sudah kita dengarkan baik itu berupa nasehat, ajaran, teguran dls. Kebahagian itu tidak akan datang dengan sendirinya apabila kita diam duduk santai sambil berpangku tangan. Lewis Cass mengatakan ;"Orang  apa yang Anda katakan, tetapi mereka akan mempercayai apa yang anda lakukan". Dalam surat Yakobus yang dikirimkan kepada keduabelas suku yang berada diparantauan menegaskan bahwa seorang yang sudah menerimah Kristus sebagai jurus'lamat atas penebusanNya mengatakan mengajarkan kehidupan yang berbahagianlah keingin Tuhan dalam hidup setiap orang yang mau mendengar dan menjadi pelaku firman itu. Salah satu ajaran surat ini ialah bagaimana mereka dapat  menguasai hati; 'Hendaklah cepat mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah (1.9). Ajaran ini kita sudah pernah dikatakan oleh Salomo dalam ajaran yang berhikmat 'Jangan lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh'(Pengk 7.9).
Cara apa yang akan dilakukan setiap orang yang ingin menjadi pendengar dan pelaku firman Tuhan?
1. Ketekunan
Perumpamaan Tuhan Yesus tentang seorang penabur mengatakan "Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalanm hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan". (Luk 8.15). Dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat Roma mengatakan;"ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan" (Rm 5,4).Hidup di dunia ini penuh dengan tantangan dan godaan, apakah itu iman, nafsu, keserakahan, idealisme, materialisme, konsumerisme dan lain lainnya. Ketika kita diperhadapakan dengan tantangan ini mungkin saja kita tergiur dengan keindahan dan keinginan yang mendasari hidup kita menjadi tidak tekun dalam mendengarkan firman Tuhan, akibat nafsu itu kita lupa waktu untuk berdoa dan beribadah kepada Tuhan apalagi mendengarkan firmannya.Ketika keserakahan sudah memasuki hidup manusia maka dia akan tidak puas apa yang dia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar