Jumat, 22 Oktober 2010

Sikap Menghadapi Perubahan Yang Tidak Diinginkan


Yer 29.1-14 
by.gr.abnerpanjaitan



Pendahuluan:
Menarik Sekali untuk membaca "surat dari Tuhan" yang ditujukkan kepada orang-orang Israel yang mengalami pembungan ke Babel yang terjadi pada tahun 586 SM. Pembuangan ke Babel ini merupakan suatu perubahan yang tidak pernah mereka duga, perubahan yang tidak menyenangkan! Mereka tidak tauh, berapa lama pembuangan ini akan berlangsung. Apa yang terjadi di tempat pembuangan itu? bagaimana mereka harus menyikapi perubahan itu? Tuhan melalui Nabi Yeremia memberikan petunjuk kepada bangsa Israel yang mengalami pembuangan ini, bagaimana sikap mereka dan apa saja yang harus mereka lakukan di dalam menghadapi perubahan itu. "Beginilah bunyi surat yang dikirim oleh nabi Yeremia dari Yerusalem kepada tua-tua di antara orang buangan, kepada imam-imam, kepada nabi-nabi dan kepada seluruh rakyat yang telah diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebukadnezar dari Yerusalem ke Babel. Itu terjadi sesudah raja Yekhonya beserta ibu suri, pegawai-pegawai istana, pemuka-pemuka Yehuda dan Yerusalem, tukang dan pandai besi telah keluar dari Yerusalem.Surat itu dikirim dengan perantaraan Elasa bin Safan dan Gemarya bin Hilkia yang diutus oleh Zedekia, raja Yehuda, ke Babel, kepada Nebukadnezar, raja Babel".(Yer 29.1-3). 
Apapun yang diberikan oleh Tuhan untuk menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidup kita?
  1. Buka Pikiran: Hidup harus tetap berjalan sebagaimana normalnya. "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, kepada semua orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel: Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang"!(Yer 29.4-6). Apa yang Tuhan katakan sebagai "dirikanlah rumah, buatlah kebun, ambillah istri bagimu, ambillah menantu bagi anak-anakmu" dapat kita artikan sebagai "jalanilah kehidupan ini sebagamana normalnya"! Sekalipun harus tetap berjalan seperti yang seharusnya. Tetap lihat secara positif bahwa semua aktivitas harus tetap dijalankan seperti biasanya sesuai dengan kemungkinan yang terbuka untuk saat itu.Bagiamana pun jeleknya keadaan baru yang kita hadapi, kita tetap perlu tempat tinggal, jadi: Dirikanlah rumah! Orang hidup pasti perlu makan jadi: Buatlah kebun! Pada zaman dahulu memang konteksnya berkebun atau berladang sendiri di dalam upaya memenuhi kebutuhan jasmani. Di zaman sekarang ini dapat diartikan, carilah pekerjaan, apa pun pekerjaan itu asalkan tidak melanggar firman Tuhan, kerjakanlah. Ambillah Istrimu! Tidak dikatakan"ambillah suami" karena memang Tuhan inginkan agar para pria yang bertindak untuk melakukan semua perkara ini karena mereka adalah kepala rumah tangga.
  2. Berikan dampak yang positif pada lingkunganmu. "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu"(Yer 29.7). Ada tiga hal yang tersirat dari perintah Tuhan ini: a). Janganlah dikalahkan oleh situasi yang buruk melainkan atasi dan pengaruhi situasi tersebut secara positif. b). Lakukanlah yang baik, yang mendatangkan damai sejahtera(Mat 7.12). c). Secara rohani, berkatilah tempat di mana kita berada dengan mendoakannya.
  3. Jangan biarkan dirimu diperdaya. Sungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Janganlah kamu diperdayakan oleh nabi-nabimu yang ada di tengah-tengahmu dan oleh juru-juru tenungmu, dan janganlah kamu dengarkan mimpi-mimpi yang mereka mimpikan! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu demi nama-Ku. Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman Tuhan " (Yer 29.8-9). Tuhan ingin agar kita tidak mendengarkan nabi-nabi palsu atau petenung-petenung atau paranormal yang hanya mencari uang dengan mengobral kata-kata penghiburan banyak jalan pintas untuk keluar dari situasi yang tidak mengenakkan dengan datang kepada pandai, dukun, tempat keramat atau tempat-tempat atau orang-orang yang sebenarnya dilarang oleh firman Tuhan. Tetapi ingatlah kita adalah orang-orang yang beriman(bnd 1 Tes 5.12).
  4. Segala sesuatu ada waktunya. "Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini" (ay 10). Ayat ini mengajarkan dua hal kepada kita: 1). Segala sesuatu ada waktunya, Tuhan mengatakan bahwa semua hal yang tidak enak yang dialami oleh orang-orang Israel di dalam pembuangan Babel, hanya akan berlangsung selama 70 tahun. Bumi terus berputar,semua kehidupan harus berjalan. Jangan berputus asa, jika saat ini kita terjepit, ada waktunya nanti datang kelonggaran. 2).Pada waktunya Tuhan akan memulihkan keadaan kita. Sebenarnya Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Jika Dia menginzinkan sesuatu terjadi di dalam hidup kita, pastilah hal itu menurut hikmatNya akan berguna bagi pembentukan karakter kita. Apa yang dikatakan Tuhan kepada Yakub, sebenarnya itu juga berlaku bagi kita. ”Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu" (Kej 28.15). Tuhan berjanji menyertai, melindungi, tidak meninggalkan, tetap melakukan janji-janjiNya dan akan membawa kita kembali pada tempat yang baik bagi kita.
  5. Percayalah kepada Tuhan. Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu (ay 11-14). Ayat ini merupakan salah satu ayat yang paling banyak dikutip, tanpa orang tahu apa latar belakang janji Tuhan ini. Tuhan menjanjikan rancangan damai sejahtera ini ketika orang-orang Israel berada dalam keadaan yang sangat jauh dari damai sejahtera. Mereka ada di pembuangan! Jauh dari negeri mereka sendiri. Tetapi Tuhan mengatakan, Ia tahu, Ia tidak melepaskan kita dari pandangan mataNya. Firma Tuhan mengatakan, ”Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya. Karena tidak dengan rela hati Ia menindas dan merisaukan anak-anak manusia(Rat 3.31-33)”. Jadi, ketika terjadi perubahan yang tidak menyenangkan, atau suatu keadaan yang tidak kita harapkan, tetaplah lakukan apa yang harus dan bisa kita lakukan. Kehidupan akan terus bergulir dan tidak akan menunggu kita. Jalanilah kehidupan ini dengan positif kepada lingkungan di sekitar kita. Jangan dengarkan nasihat-nasihat yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Belajarlah untuk bertekun dan bersabar, karena semuanya akan berakhir. Segala sesuatu ada waktunya. Dan tetaplah menjaga hubungan yang baik dengan Tuhan karena memang Ia tidak pernah meninggalkan kita!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar