Minggu, 19 September 2010

Kekuatan Injil Mengubah Dunia

2 Tim 2.8-10
by.gr.abnerpanjaitan

 Injil kata Yunani euaggelion yang artinya; kabar gembira, berita baik (bnd Mat 24.14). Kemudian dikatakan bahwa tulisan-tulisan para rasul yang membukukan kesaksian tentang diri Yesus Kristus disebut juga; kitab-kitab Injil. Jadi dari defenisi dan uraian itu mengatakaan bahwa kekuatan Injil adalah merupakan 'obat' yang menghapuskan rasa kecewa, ketakutan, berita keselamatan yang sesungguhnya dan kabar baik yang memberikan kekuatan bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus. Pernyataan ini mengingatkan bahwa keberadaan kabar baik ( Injil ) Kristus memiliki tugas dan tanggung-jawab yang sangat mulia pada dunia ini terlebih kita sebagai surat-surat kiriman yang hidup ditengah-tengah masyarakat majemuk. 
Ada wacana yang mengatakan bahwa dunia saat ini sedang sakit ('menderita' ) dimana penyakit itu adalah banyaknya ancaman-ancaman yang menghantui hidup kita semua. Penyakit/ancaman tersebut antara lain ialah: ancaman keamanan (perampokan, pembunuhan, NKRI), dimana teror semakin menjadi-jadi pada akhir ini, hubungan sosial manusia seolah terputus. Adanya ancaman pekerjaan (PHK) di dunia pekerjaan, orang kaya'pemilik' perusahaan kurang peduli atas keselamatan pekerjaannya, dan sempitnya lowongan kerja sedang orang yang berkompetisi untuk meraih semakin banyak inilah yang kami lihat dari sudut pekerjaan. Inilah yang mengakibatkan banyaknya putra-putri bangsa ini hijra mecari nasib di negeri tetangga kita Malaysia (+ 2 juta) jiwa. Ancaman kesehatan kini juga mengamcam komunitas dunia saat ini (Global warning) pemanasan global yang mengakibatkan mencairnya kutub utara sehingga terjadi banjir dibelahan dunia dan khususnya di Indonesia (bandang, longsor) suhu bumi dan efek rumah kaca sehingga kesehatan manusia terganggung. Dan ancaman yang lebih mengerikan adalah ancaman kuasa kegelapan yang memasuki kehidupan manusia, iman kita sedang diperhadapkan dengan nabi-nabi palsu, manusia tidak sedik tang tidak lagi menyembah Tuhan yang mengatakan atas siapa diri dihadapan Tuhan, bagiaman sikap kita bagaimana? Keseimbangan kebutuhan manusia akan hidupnya mengakibatkan manusia melakukan apa yang saja "dosa/persoalan bekalangan" inilah yang sedang dunia hadapi saat ini.
Menurut "Rich Warren" ada 5 prinsip upaya untuk bertumbuh sebagai jemaat yang memahami dan hidup oleh kekuatan injil yaitu; Jemaat bertumbuh lebih hangat dalam persekutuan (Kis 2. 42-46), jemaat bertumbuh lebih dalam pemuridan (Mat 28.19-20; Jes 40.4), jemaat bertumbuh lebih kuat menghadapi penyembahan (Joh 4.23-24; why 5.6-14), jemaat bertumbuh lebih luas melalui pelayanan (1 Kort 15.58; Roma 12.8-14) dan jemaat bertumbuh lebih besar melalui penginjilan (Mrk 16.15; Mat 24.14). Tanggungjawab pada ke lima tugas kita bersama dimana Injil yang ada di dalam hidup kita dapat mengubah kehidupan dunia ini yang semakin rukas akibat prilaku manusia. 
Surat Dari Paulus, kepada Timoteus rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, dimana Yesus sebagai Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, merupakan dasar pengharapan yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus. Paulus menulis surat ini ketika dia hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman. Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas. Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia. Mereka itu hendak menjadi pengajar hukum Taurat tanpa mengerti perkataan mereka sendiri dan pokok-pokok yang secara mutlak mereka kemukakan ( 1 Tim 1.1-7). Akan tetap panggilannya untuk meneguhkan kekuatan Injil yang mampu menguatkan Timoteus untuk meneruskan kabar baik ditengah-tengah kehidupan jemaat yang ia layani (bnd 1 Kort 1.4.10). 
Iman bukanlah sebuah kepercayaan buta. Iman yang sejati  dilandasi oleh pengertian yang benar akan Allah yang kita sembah(Efesus 3.13). Dikatakan oleh Rasul Paulus kesaksian kepada Timoteus untuk tetap kuat seperti apa yang ia sudah alami ketika membawa Injil "Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereja juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal (ay 10; Kol 1.24).  Kesabaran menanggung penderitaan adalah mengawali pelayanan untuk kekuatan Injil mengubah dunia. Dimana pola pikir seseorang akan membentuk pola perilaku, termaksud sikap batinya ketika seseorang itu menghadapi suka-duka ( 1 Kort 10.13). Paulus tahu bahwa Injil kaya akan dengan kebenaran-kebenaran yang memerdekakan hidup manusia dari berbagai persoalan bila kita tahu mengunakannya.
Hanya kekuatan Injillah yang akan memberikan "Keselamatan", hanya kuasa Injil Tuhan dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus yang akan menjauhkan dan memampukan kita untuk menghadapi segala pergumulan hidup yang penuh tanggangan (bnd Amsal 11.13-14). Setiap orang yang percaya kepada Yesus akan tetap kuat dan mampu bertindak di dalam situasi sesulit apapun (bnd Dan 11.32). Tinggal di dalam Dia mengacu pada pengenalan akan Dia dan firmanNya. Injil tidak akan pernah terbelenggu oleh kuasa dunia sebab di dalam Injil itu ada kekuatan Tuhan sendiri yang mendorong kita untuk berbicara dan bernubuat dalam hidup ini (lht Yoh 1.1). Hanya pengharapan yang sahlah yang memampukan kita menjadi berkat bagi orang lain, kita tidak boleh sibuk dengan keinginan yang siasia, sebab kita sudah dimerdekaan dan berhak memiliki hidup yang sejati dari kekuatan Injil Yesus. Karena itu apa yang akan kita lakukan sebagai tanggung-jawab iman kita kepadaNya; hidup tertib dalam firman Tuhan, beribadah dengan hati yang murni dan suci dan tulus. "Kita dipanggil untuk mempengaruhi, dan bukan untuk dipengaruhi". Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar