Rabu, 08 Februari 2012

Tuhan Adalah Gembalaku

Seorang pengamen di sebuah terminal melantunkan sebuah puisinya yang sebagian berbunyi sebagai berikut; Keadilan, keadilan, rakyat teriak keadilan, Keadilan, keadilan, orang miskin berteriak keadilan, tetapi orang yang kenyang semakin kenyang, orang lapar semakin lapar”. Puisi ini sebenarnya menggambarkan kerinduan rakyat dan menjadi sindiran bagi pemimpin negara ini supaya memperjuangkan keadilan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Adil berarti tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, sepatutnya, tidak sewenang-wenang. Sedangkan kata ”keadilan” berarti (perbuatan dan perlakuan) yang adil. Saat ini keadilan seperti sebuah barang yang mudah diperdagangkan. Orang yang kaya dan berkuasa bisa dengan mudah membeli keadilan, sehingga yang disebut dengan keadilan adalah menurut pendapat dan keinginan mereka. Muda foya-foya, tua kaya raya, kalau mati masuk sorga. Filsafat ini mewarnai pola pikir banyak orang, bahkan mungkin erat dengan pandangan orang-orang muda di belahan dunia saat ini.
Sebagai Gembala yang baik, Yesus melakukan yang terbaik bagi kita, domba gembalaanNya. Dan sebagai domba, seharusnya kita tidak keberatan ketika Dia mengajak kita berjalan melalui lembah kehidupan. Walaupun mungkin disana kita akan mengalami ketakutan, kecewa, frustasi, seolah hilang harapan, tapi ingatlah bahwa Sang Gembala tidak pernah meninggalkan kita sendirian. Dia ada bersama kita untuk menjaga, bahkan menyediakan semua kebutuhan kita (bnd Mzm 33.55). Gembala tahu bagaimana memberi rasa aman dan cukup bagi domba-dombanya. Kehadiran Gembala yang baik selalu memberi rasa tenang dan cukup bagi kita. Orang yang tetap mengandalkan Tuhan, akan selalu mengalami kemenangan. Jangan berharap menjadi orang sukses sebelum mencoba menjadi setia. Iman harus menjadi dasar hidup orang percaya di tengah-tengah permasalahan. Karena Tuhan Yesus telah menang dan hidup, Ia sanggup menolong kita. Laut yang tenang tidak akan pernah menghasilkan pelaut-pelaut yang tangguh. Kerinduan Tuhan adalah semua anak-anakNya berkarakter yang tangguh. Kehadiran Kristus akan mengubah label buruk yang selama ini menempel di hidup orang yang berdosa.
Jika kita membaca Mazmur 23, Daud mengalami saat-saat berat sejak muda. Ia mengenal Allah sebagai seorang gembala yang baik, hal itulah yang membuatnya bertekun. Mazmur 23 ini merupakan ungkapan isi hati dan pokok-pokok doanya. Pokok doa pertama adalah menyatakan gembala yang baik, dimana Allah yang menentukan untuk memenuhi kebutuhan jiwa Daud, karena itu ia meminta pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang yang tidak ia dapatkan dari siapapun di dunia ini. Pokok doa kedua, ia meminta kebutuhan sandang pangannya, dan juga meminta perlindungan dari Allah, karena ia merasa tenang bila dekat dengan Allah, sehingga ia dapat membaringkan dirinya dengan tenang dan bebas tanpa rasa ketakutan. Pokok doa yang ketiga, :Ia menyegarkan jiwaku” terjemahan bebasnya, ”Ia membawa pulang nafasku”. Daud berdoa supaya Tuhan mengembalikan semangat dan kekuatan hidupnya. Ia percaya saat ia lemah, di saat ia kehilangan tempat bersandar, Tuhan akan menjadi kekuatan hidup dan tempat ia bersandar. Pokok doa yang keempat, ia meminta perlindungan atas nyawanya, sehingga tidak ada orang atau makhluk apapun yang berkuasa yang dapat mengambil nyawanya, hidupnya ada di tangan Tuhan, karena kekuasaan Tuhan melindunginya. Tongkat berbicara tentang kekuasaan (Bil 17.6). Daud percaya sepenuhnya kepada kemahakuasaan Allah. Kemahakuasaan Allah menjadi penghibur dan kekuatan bagi setiap orang yang datang kepadaNya. Bagai domba yang lemah. kita dapat mengandalkan Yesus, Gembala yang baik. Domba yang lemah akan menjadi kuat di tangan Gembala yang baik. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar