Cerita ini terjadi ketika Yesus dan murid-muridnya sampai di Kapernaum (Mrk 9.33), ditengah perjalan diantara murid Yesus terjadi perdebatan hebat siapa yang terbesar diantara mereka (Mrk 9.34). Ketiga Injil Matius, Markus dan Lukas perdebatan ini juga di muncul pada Luk 9.46-48. Pertanyaan ini muncul di sebabkan oleh karna keinginan untuk lebih istimewa dari antara yang lainnya, ingin lebih terkenal, lebih di hargai dan di nomor satukan di hadapanNya. Pada saat itu ada sebuah sekte yang terdapat pada agama Yahudi yang bernama sekte ”Qumran” yang mengatakan; bahwa kedudukan/posisi dalam Kerajaan Sorga/Allah sesuai yang ditentukan oleh seseorang”. Akibat daripada itulah yang membuat murid-muridNya ingin lebih tahu kedudukan diantara mereka siapa yang lebih tinggi di dalam kerajaan Sorga.
Tuhan Yesus memberikan jawaban atas pertanyaan itu dengan ajaran yang lebih praktis dan mudah agar pemahaman itu menjadikan mereka lebih dewasa meyikapi siapa yang lebih posisinya dan supaya diantara mereka saling merendah akan tetapi saling menghormati. Yesus memberikan ajaran bagaimana memiliki sikap, tindakan, perbuatan yang terbaik antara satu dengan yang lainnya inilah dasar untuk menjadi yang lebih baik dipandang dari sudut Kerajaan Sorga, yaitu mereka harus memiliki sikap, tindakan dan perbuatan;
1. Tulus dan rendah hati
Ketulusan/kejujuran adalah dasar utama untuk melakukan apapun yang kita inginkan dalam hidup ini. Ketulusan/kejujuran hati melakukan suatu hal merupakan kata sukses dan berhasil, atau dengan kata lain ketulusan hati adalah awal yang terbaik. Dalam hidup murid-murid Tuhan Yesus sudah semakin keingin yang pertama/utama (penonjolan diri) bnd Fil 2.1-4. Yesus memberikan contoh yang sangat sederhana ibarat seorang anak kecil yang memiliki hati yang jujur dan tulus untuk segala sesuatu yang ada pada dirinya. Jika kita ingin lebih besar inilah yang harus dilakukan, tulus dan rendah hati. Pertobat yang dimaksud oleh Yesus pada nats ini ialah agar mereka seperti anak kecil merendahkan diri, merendahan hati, mengikuti hati dan tindakan apa yang dilihat dan diperbuat oleh orang tuanya. Hanya sikap inilah yang akan memasuki kerajaan Sorga. Tidak ada tinggi hati, hati ambisi atau yang saling merebutan, tidak ada pikiran yang mencari kelebihan dari orang lain(mau berbagi) atau penonjolan diri.
2. Ada ketergantungan pada orang tua
Anak-anak tidak pernah berpikir bahwa ia dapat hidup dengan dirinya sendiri. Ia tulus bergantung pada orang-tua dimana seluruh kebutuhan yang dia inginkan selalu disampaikan kepada orang-tua.sebab ia yakin dan percaya bahwa orangtuanya akan memberikan yang terbaik dalam hidupnya, dan orangtua tahu apakah itu baik dan berguna baginya. Demikian hidup orang Kristen yang percaya kepada Tuhan Yesus, tidak bisa menentukan hidup dengan kekuatan dirinya hanya Tuhanlah yang selalu memberikan apa yang terbaik. Ada ungkapan bijak”Rencana Tuhan lebih baik daripada rencana manusia”(bnd Yes 55.8).
3. Setia dan percaya
Kesetian salah satu upaya kita untuk menyerahkan hidup pada siapapun, tulus hati, rasa ketergantungan membawa manusia membawa ke alam setia dan percaya. Seorang anak kecil lebih percaya pada orang yang dia kenal, yang sering bergaul dengan dirinya, artinya manusia juga demikian halnya semakin dekat kita kepada Tuhan maka ini akan mendasari kita untuk setia dan percaya kepada Tuhan (Mzm 33.18).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar