Sepanjang sejarah, banyak orang telah membuktikan bahwa hidup benar di hadapan Tuhan tidaklah percuma., karena hal itu justru akan membawanya pada berbagai pengalaman dan pencapaian-pencapaian hidup yang lebih baik. Memang tidak dapat disangkali bahwa hidup benar di hadapan bukanlah pilihan yang populer di tengah dunia yang semakin jauh dari Tuhan. Manusia lebih memilih hidup menurut standar kebenaran yang dibuatnya sendiri demi mengejar harta, populeritas, dan jabatan. Tidak mengherankan jika akhirnya mereka mendapatkan kegagalan. Sebaliknya, orang yang hidup benar akan menjadi pemenang (2 Sam 22.21-25). Sangatlah tidak beralasan kalau seseorang beranggapan bahwa perbuatan benar itu percuma, karena Tuhan pasti akan membalasnya. Firman Tuhan berkata; ”Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang” (Mzm 37.6). Jangan pernah takut untuk menabur, karena ketika kita menabur kebaikan walaupun sedikit, ia akan dilipatgandakan oleh Tuhan yang memang ahli pelipatgandaan. Singkirkanlah karat-karat kekuatiran dan kekikiran dan hidup kita, demi kelancaran aliran berkat yang baru. Kita harus menyadari setiap manusia diperlengkapi dengan potensi yang berbeda-beda.
Tindakan kasih perempuan ini mengajak kita agar kita melakukan tindakan kasih pada saat yang tepat. Sebuah pemberian jauh lebih bernilai bila diberikan pada saat yang tepat. Segelas air di gurun pasir jauh lebih berharga daripada seember air di tepi sumur, jauh lebih berharga dan bernilai bila kita memberikan uang sepuluh ribu rupiah kepada seseorang ketika dia masih gelandangan daripada memberikan sepuluh juta setelah ia menjadi konglomerat. Nyanyian orang Batak ”Uju dingolungkon ma nian, tupa ma bahen angka na denggan”. Biasa setelah orang tuanya sakit parah kemudian diberikan makan yang enak, bagaimana ia akan menikmatinya, setelah mati didirikan tugu yang seharga ratusan juta, namun ketika masih hidup dibiarkan tidur di tikar yang busuk dan penuh ngegat. Tidak akan ada yang percuma bagi Tuhan....Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar